Rabu, 02 Mei 2012


MEMETIK MANGGA
Di siang hari yang panas fajar dan kawan-kawannya pergi ke kebun milik neneknya yang tidak jauh dari rumahnya. Disana mereka berniat untuk memetik buah mangga, karena di kebun nenknya banyak buah mangga maka mereka langsung beraksi. Salah satu temannya yang bernama Uum, bergegas mengambil tongkat yang di pergunakannya untuk memetik buah mangga yang sangat tinggi. Sedangkan temannya yang bernama Aif bersiap untuk memanjat pohon dan duduk di atas dahan pohon yang tidak terlalu tinggi bersiap menerima tongkat dari Uum dan mulai memetik mangga satu persatu. Sedangkan dia dan temannya yang lain menunggu di bawah untuk menagkap setiap petikan buah mangga yang jatuh. Dan pada akhirnya…
“Aduh… sialan nih mangga nimpal kepala ku! Sakit banget nih…!” keluh ana yang tertimpal buah mangga yang lumayan besar di atas kepalanya.
“Hahahaha… rasain tuh makannya kalau mau nangkep mangga yang serius jangan sambil telfon! Akhirnya kamu kena sialnya kan?” ucap Uum sambil menertawakannya.
“Ya mungkin aku ketiban buah mangga. Itu pertanda sebentar lagi aku dapat rejeki! Hehehehe..” ucap Ana dengan nada riang
“Bisa aja kamu. Masak iya? Yang ada ketiban buah itu kena sial bukan dapat rejeki!” ucap Fajar menyangkal ucapan Ana
“Bisa aja kan?” ucap Ana membela diri.
Tiba-tiba terdengar teriakan Aif dari atas yang merasa pegal dan juga kesal karena sudah lama ia memetik mangga tapi tidak ada satupun temannya yang menangkap mangga yang ia petik.
“Woy… aku susah payah metik kalian pada ribut. Mana nggak adayang nangkep mangganya. Liat tuh mangganya pada bonyok-bonyok kayak gitu!” teriaknya marah.
“Hehehe… maaf ya if!” kompak serempak mereka meminta maaf pada aif lalu memunguti mangga yang di petik aif.
Karena merasa mangga yang Aif sudah banyak. Mereka memutuskan untuk pulang dan menyuruh Aif untuk segera turun dari pohon.
“ Eh mangganya udah banyak nih!” teriak Fajar pada kawan-kawannya.
“Iya nih. If sebaiknya kamu turun!” teriak Uum pada Aif.
“Apa kamu mau di situ terus sampai malam?” ledek Ana pada Aif.
“Iya bentar susah nih!” sahut Aif sedikit kesal.
Setelah Aif turun dari pohon mereka semua langsung pulang ke rumah Fajar untuk memakan mangga hasil petikan ramai-ramai di rumah Fajar. Sesampainya di rumah Fajar mereka langsung mencuci mangga-mangga dan mengambil pisau untuk kemudian dimakan bersama-sama. Ketika mereka asyik memakan mangga di bawah pohon belimbing di depan rumah Fajar tiba-tiba… “plukk” suara belimbing jatuh menimpa kepala Ana.
“Aduh… dari tadi kayaknya aku sial melulu deh! Ada aja yang nimpa kepala ku. Yang mangga lah, belimbing lah, ntar apalagi??” keluhnya kembali karena merasa sakit tertimpa 2x dalam 1 hari.
“Mungkin bentar lagi kamu bakal kejatuhan kotoran burung!... hahahahaha….” Ucap Fajar dengan tawanya.
“Hahahahaha…” teman-teman yang lain ikut tertawa.
“ya udah deh cepet habisin nih mangga. Setelah selesai makan jangan langsung pulang ya! Bersihin dulu nih kulit mangga yang ngotorin rumah ku!” ucap Fajar tegas.
“Iya.. bu..! hahahaha….” Jawab teman-temannya dengan sangat kompak.
“Ibu? Emangnya aku ibu kalian? Enak aja!” ucap Fajar ketus
“Iya iya.. gitu aja marah” ucap Uum menyindir.
“Sudah-sudah jangan rebut terus” sahut Aif mencoba menghentikan pembicaraan teman-temannya.
“Oh iya ntar malam kan ada istighosah di sekolah?” ucap Ana mengingatkan.
“Setelah sholat isya kan?” Tanya Uum. “ Iya. An, ntar kita berangkat jam berapa?” jawab Fajar sembari bertanya kepada Ana maklum aja karena rumah Ana dekat dengan rumah Fajar. Tinggal ngesot dikit aja udah sampai. Sedangkan rumah yang paling jauh adalah rumah Uum.
“Jam setengah delapan aja deh. Ok?” ucap Ana pada Fajar.
“Tapi ntar kalian mampir ke rumh ku dulu ya? Soalnya aku nggak ada temennya pergi ke sana?” Aif memohon agar teman-temannya ke rumahnya dulu sebelum ke sekolahan. Maklum aja rumah Aif letaknya tidak jauh dari sekolahan.
“Emangnya Ninik kemana?” Tanya Ana heran karena biasanya Aif berangkat bersama Ninik.
“Kayaknya dia berangkat bareng Sinta!” tebaknya.
“Oh ya sudah kalau begitu ntar kita berangkat bareng ya?” Tanya Fajar meyakinkan teman-temannya.
“iya…” teman-temannya menjawab kompak.
Setelah berbicara cukup lama tentang acara nanti malam, mereka baru menyadari kalau mangga yang mereka makan ternyata sudah habis tanpa sisa. Akhirnya mereka membereskan kulit-kulit mangga yang berserakan dan membuangnya ke tempat sampah. Setelah selesai mereka pulang ke rumah masing-masing karena hari sudah makin sore. Malamnya mereka pergi ke sekolah untuk menghadiri kegiatan istighosah bersama-sama. Tetapi sesampainya disana, ternyata tidak ada siapa-siapa. Setelah salah satu dari mereka menanyakannya pada Ninik lewat sms, Ninik bilang kegiatannya di undur hari sabtu malam lagi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar